Pagi itu aku terlelap beralaskan kursi di ruang pemulihan RS. Hasan Sadikin, Bandung. letih menyelimuti setelah kurang lebih tujuh hari bersamamu di rumah sakit. merawatmu bagai suster pribadi yang jauh jauh datang dari pulau yang berbeda, agar bisa melihatmu kembali seperti tiga bulan lalu yang aku ingat, saat aku datang ke tempatmu untuk ikut test salah satu akademi di Jakarta, sehat bahkan menjagaku hingga selesai ikut test. tapi yang aku hadapi kali ini berbeda, tubuhmu lemah, tak seperti biasanya, iya kamu sedang tidak sehat. maaf karna aku membuatmu menunggu begitu lama, merasakan dan menahan sakit sendirian, bukan karna aku tak ingin bersamamu waktu itu, tapi aku harus menyelesaikan apa yang akan membuatmu bangga, yaitu lulus sidang tugas akhir. sekarang aku sudah lulus sayang dan belum sempat memperlihatkan namamu tertera pada secarik kertas, tapi toh kamu juga sudah aku beritahu aku lulus. terimakasih atas kesabaranmu dan terimakasih telah menjadi semangat terbesar dalam hidupku beberapa waktu belakangan ini.

Pagi itu, aku tidak pernah berharap untuk bertemu terakhir kalinya dengan mu, aku tak pernah menginginkan perpisahan. jauh darimu karna pulang ke kota ku untuk melanjutkan studiku saja aku selalu merengek padamu, apalagi pagi ini, aku harus percaya bahwa kamu pergi, kamu pergi untuk selamanya. kamu pergi dan aku tidak tau kapan bisa bertemu dan memeluk tubuhmu lagi, aku tidak tau kapan bisa bercanda gurau dan menikmati hidup ketika masih ada kamu, aku lupa caranya bersenang senang. karna bersenang senang tanpa kamu adalah hampa. tubuhku berada dikeramaian, tapi seluruh isi otaku hanya memikirkan kamu.
Berjuang keras sudah kamu lakukan untuk melawan penyakit yang menggerogoti tubuhmu, kamu lihat, banyak yang mensupport kamu untuk sembuh. kamu pernah bilang sama aku kalo kamu butuh support ketika aku bertanya tentang status facebook kamu yang menurut aku ngawur. maafkan aku selalu meng-ignore semua pertanda yang kamu berikan ketika hendak pergi, aku hanya ingin lebih lama menghabiskan waktu bersamamu, egois? iya. maaf juga aku tidak bisa datang lebih cepat, bukan mengulur waktu, tapi memang untuk menyelesaikan apa yang sudah menjadi janji kita dulu, menyelesaikan studi kita masing masing. kita berhasil sayang, kita menepati janji kita.
 |
Genggaman erat terakhir |
Berusaha kuat untuk tidak menangis ketika melihat tubuhmu lemah saat aku melihat untuk pertama kalinya setelah tiga bulan tidak bertemu, yang aku tau aku pilu rasanya melihatmu terbaring di tempat tidur rumah sakit, entah kau sedang merasakan apa, yang jelas sakit ya sayang? karna beberapa hari sebelum aku datang, kamu selalu mengeluh sakit.
 |
Baru sampai dan langsung pacaran |
 |
Tidur disebelah sayang | |
|
|
|
Pagi itu, tujuh hari yang aku habiskan bersamamu, berada di sebelah tempat tidurmu, itu tak pernah cukup sayang, tujuh hari tanpa berbicara. aku rindu berdiskusi dengan mu aku rindu bercada gurau dengan mu, tapi aku yakin, kita bisa kembali seperti dulu lagi, nanti ketika kamu sembuh, kita kembali menjalani hidup seperti dulu, kita wujudkan rencana rencana kita, rencana yang sempat tertunda.
 |
sebelum kamu pergi |
Tapi yang ku dapati, petugas HCU membangunkan aku dari tidur ayam ku di ruang pemulihan, memberi tau bahwa kondisi mu tidak baik, pagi itu tubuhmu berhenti bernafas, dadamu tak bergerak, bahkan alat di monitorpun tak memberikan tanda tanda kamu masih disini, masih bersama aku. dokter masih berusaha untuk mengembalikan nafasmu, tapi tanda tanda kamu kembali tidak tampak, kamu pergi ninggalin aku sayang. pergi dan aku tidak tau kapan bisa bertemu kamu lagi.
Yang aku rasakan saat ini tidak dapat dijabarkan sayang, entah apa rasanya, aneh. masih mengganggap kamu ada di Jakarta untuk kerja nambah modal nikah sehabis lebaran, aku pulang ke rumah karna akan lebaran, masih mengganggap kamu sibuk dengan kerjaan kamu disana sehingga tidak bisa memberi kabar padaku. masih merindukan pelukan hangatmu, masih merindukan apapun tentang kamu. tapi yang aku temui yang aku lihat sekarang tubuhmu telah mempunyai rumah baru, rumah ternyaman bersampingan dengan ibu ayah, aku harus bagaimana? tidak percaya? aku melihat sendiri tubuhmu memasuki rumah barumu, kamu memakai baju putih bersih, lalu ditutupi oleh gundukan tanah akan rumah barumu. entahlah rasanya. aneh. aku berharap ini hanya mimpi buruk, tapi ternyata tidak. Selamat jalan kekasih hati, penyemangatku, kamu beruntung telah pulang ke pangkuan allah dalam bulan ramadan ini, bertemu dengan ibu dan bapak disana. Jaga aku dari sana ya, kuatkan aku sayang. aku sayang sama kamu, sayang banget. :)
 |
Nama kamu tertulis di papan nisan |
 |
Rumah baru sayang |